Hanya
sekedar duduk santai meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas kampus yang
seabrek.Sendirian masih berkutat dengan setumpuk kertas kosong yang menunggu
untuk di coret-coret.“Ehmmm,sendirian aja ra.”seru seseorang dari arah
belakang.Yang terlihat seorang pria memakai switer maroon dengan alis tebal
serta segaris senyum dibibir yang tak
asing lagi di mataku.Sebut saja Bian,dia
sahabatku.Orang yang selalu ada ketika aku butuh.Dia kuliah di kampus yang sama
denganku.Namun kita ambil jurusan yang berbeda”Eh lo ada disini juga bi.”ujarku
heran.Seperti biasanya,dimana ada aku disitu ada Bian.Entah kebetulan atau
bagaimana,seperti ada magnet diantara kita.”Iya nih kebetulan gue baru dateng”jelasnya.”Gitu
ya,duduk dulu gih.Lo mau pesan apa?”tanyaku.”Gue mau cappucino aja”jawabnya.”Hmmmm…baiklah.Gue
kesana dulu”.Aku beranjak dari kursi dan memesan dua buah kopi.
“Mas,aku
mau pesan cappuccino satu dan coffee latte satu ya.”ujarku.”Baik mbak.Apa ada
tambahan?”ujarnya.”Engga mas,itu aja.”balasku.Tak lama kemudian cappucino dan coffee
latte pesananku datang.Aku kembali ke tempat dudukku semula.”Ini cappuccino lo
bi,dan ini buat gue.”ujarku sembari meletakkan secangkir cappucino di dekat
bian.”Thanks ya ra,oh yaa btw lo lagi buat desain lagi ya.”tebaknya.”Iya
nih,seperti biasa.Kerjaan gue tiap hari gambar beginian.Besok jug ague ada
presentasi.Tapi tugas gue belom kelar juga.”kataku panjang lebar.”Yaudah,sini
biar gue bantuin buat bahan presentasi.Lo lanjutin desain.Gimana?”ujar
bian.”Wiiih,gue lagi ga mimpi nih.Beneran lo mau bantuin gue.”ujarku ragu.”Iyaa
beneran.”Ujarnya sembari mengambil alih laptop yang sedari tadi memandangiku.
Pagi-pagi
sekali aku sudah sampai di kampus.Hari ini aku ada kuliah pagi dan presentasi.Sebelumnya
aku pergi ke ruang dosen dulu untuk mengumpulkan tugas.”Aira…..”seru Salma dari
kejauhan.Dia berlari kearahku dengan semangatnya.Aku tersenyum menatapnya dari
sini.Salma ini sahabatku sejak SMA,jadi kita sudah seperti saudara.’Hey
salma…”aku menyambutnya dengan pelukan.”Gimana ra,tugas lo udah kelar?”tanya
salma.”Udah,kemarin ada bian yang bantuin gue.Lo sendiri gimana?”jawabku.”Gue
juga udah,yuk masuk ke kelas.”ajak salma.
Sesekali
aku menatap langit dari jendela kelas.Bersenandung lirih sembari
menunggu dosen datang.Sementara salma sibuk dengan laptopnya.Sepertinya hari
ini akan menyenangkan.”ra,sepulang kuliah lo mau kemana?”tanya salma .”Entahlah,mungkin
gue akan menghabiskan waktu untuk menikmati coffee latte.”jawabku tersenyum
simpul.”Sejak kapan lo jadi suka sama kopi.”Mungkin sejak kenal sama
bian.”jawabku.”Wah,kalian udah jadian ya?”tanya salma antusias.”Enggaklah
ma,gue sama bian Cuma temenan kok.”jawabku.”Jadian juga nggak papa kok ra.”goda
salma.”Apaan sih,oh iya lo sendiri ntar mau kemana sepulang
kuliah?”tanyaku.”Gue mau nganterin nyokap belanja bulanan.”jawabnya.Dosen masuk
ke dalam kelas.
“Selamat
pagi semuanya…”
“Pagiiiii
pak.”jawab serempak anggota kelas.
“Oke
langsung saja.Hari ini kita akan presentasi mengenai tugas kemarin.Apakah
semuanya sudah siap.”
“Siap
pak.”
Selama
presentasi berlangsung keadaan kelas terlihat tenang.Pikiranku melayang entah
kemana.Rasa kantuk mulai mengusikku.Aku mencoba focus kembali hingga akhirnya
presentasi selesai..Aku dan salma keluar kelas bersamaan.Kami berpisah di
gerbang kampus kemudian aku melanjutkan langkahku menuju kafe unik di seberang
kampus.
“Hari
ini sangat melelahkan.” Ujarku dalam hati.Mendengarkan music sembari mengaduk-aduk
coffee latteku.Ada yang bilang kopi itu enak di minum selagi hangat.Tapi bagiku
tidak juga.Aku lebih suka coffee latte saat dingin.Namanya juga kopi,Sesempurna
apapun kopi yang kamu buat.Kamu tidak akan pernah bisa menyembunyikan
kepahitannya.”Lihat deh,coffee lattenya nanti bisa tumpah kalo cuma diaduk-aduk
terus ra.”seru seseorang yang duduk di meja sebelahku.Aku menoleh kearah
kiri,dia lagi dia lagi.”Lo sejak kapan ada disitu.”mataku terbelalak melihat
Bian.”Lo nya aja yang ga sadar.Makanya jangan dengerin music terus.Tadi di
kampus gue nyariin lo.Tapi lo nya ga ada.Ya,gue kesini aja”jelasnya panjang
lebar.”Bilang aja lo ngikutin gue dari kampus.”cletukku.”Oh iya,gue punya
sesuatu buat lo.”Ujarnya sembari menyodorkan buku kearahku.”Wawww,ini kan buku
yang gue cari-cari.Lo dapet ini darimana?”tanyaku antusias.”Gimana lo suka ga?yang
penting sekarang buku itu udah ditangan lo kan.”ujarnya tersenyum.”Suka
banget.Soalnya gue udah lama nyarinya.Makasih banget ya bi”ujarku tersenyum.”Okeee,guega
bisa lama-lama nih ra.Gue balik duluan ya,Soalnya ada sesuatu yang harus gue
urus.Jaga diri lo”ujarnya kemudian berlalu dan pergi.”Aneh banget sih jadi
orang.”gerutuku.
Langit begitu hitam
hingga batasnya dengan bumi tidak terlihat.Berdiri di balkon dengan tatapan
kosong seperti menyibak bayangan di keheningan malam.Dalam diam aku melihat dia
banyak berbicara.Entah apa yang ingin dia katakana,aku mencoba menerka-nerka
mencoba untuk memahami dengan hati.Namun aku masih tak mengerti.Kemudian aku
kembali masuk ke dalam kamar karena udara di luar semakin dingin.Kuambil buku
dari bian di meja samping tempat tidur,kubaca sampai akhirnya aku terlelap.
Sapaan selamat pagi dari sang mentari yang
sinarnya menembus sampai tirai kamar.Jam menunjuk kearah pukul tujuh.Rasanya
masih ingin bermalas-malasan di tempat tidur.Enggan untuk beranjak meskipun
hanya sejenak.Ponselku bergetar,kulihat ada panggilan masuk dari okta.Seketika
itu juga langsung kupencet tombol answer.
“Iya…okta.”
“Ra,kita bisa ketemu ga
hari ini?”
“Iya ta,bisa-bisa.Ntar
lo bm aja tempatnya dimana.Biar ntar gue bisa langsung kesitu ya.”
“Okee makasih ra.
Aku langsung bergegas
mandi dan bersiap menuju kafe untuk bertemu dengan okta.Entah apa yang ingin
dia bicarakan denganku.Beberapa menit kemudian aku sampai di sebuah kafe.Mataku
mengamati tiap sudut kafe.Aku melihat okta melambaikan tangan kearahku dan aku
langsung menghampirinya.
“Hey ta,maaf ya kalo
lama.”
“Iya ra,nggapapa kok.Gue
juga baru dateng”
“Lo mau ngomong apa sih
ta sebenarnya?”
“Sebaiknya pesan minum
dulu ya,lo pasti haus.Oh ya,lo mau minum apa?”
“Gue mau orange jus aja
ta.”
“oke deh.Gue pesenin
dulu.”
Otakku masih bertanya-tanya.Sebenarnya
apa yang ingin dibicarakan oleh okta.Sehingga dia memintaku untuk bertemu di
tempat ini.
“Ini ra orange jus lo.”
“Makasih ta.”
“Ra,kemarin malam bian
bilang mau pindah ke surabaya.”
“Masa sih ta,kemarin
dia masih ketemu sama gue kok dan dia engga cerita apa-apa tuh.”
“Entahlah.Feeling gue
bilang,mungkin dia gamau liat lo sedih.Makanya dia pergi ga bilang.”
“Setidaknya kan dia
bisa bilang selamat tinggal atau apa gitu.Gue kan temen deketnya”aku sedikit
kesal.
“Mungkin waktunya yang
ga tepat ta.”jelas okta menenagkanku.
“Terus?”
“Kemarin malam dia ke
rumah gue.Dia minta gue buat ngasihin ini ke lo.” Ujar okta sembari memberikan
sebuah bingkisan.”
“Apa ini ta?”
“Lo buka aja,ra lo ga
sadar ya ra,kalo selama ini tuh bian suka sama lo.Dia selalu nanya sama gue
tentang lo ra.Apa aja yang lo suka dan apa aja yang lo ga suka.Dia selalu ingin
terlihat baik di depan lo padahal sebenarnya”
“Sebenarnya apa ta?”
“Sebenarnya dia gamau
kehilangan lo.”
Aku masih tidak
mengerti.Aku pikir selama ini pertemanan kita tulus.Sebenarnya apa yang ada dalam
pikiran okta.Kenapa dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku.
“Makasih ya ta.”
“Gue balik dulu ya
ra,soalnya gue udah ditungguin sama arga di luar.”
“Iyaaa,hati-hati ta.”
Hatiku masih
bertanya-tanya.Dia bisa menyembunyikan perasaan itu setelah sekian lama.Apa aku
yang terlalu bodoh.Aku masih bingung dengan semua ini.Apa yang terjadi dengan
aku selama ini.Apa itu sebabya dia selama ini mengabaikan setiap orang yang
menyukainya.Ada banyak hal yang ingin kutanyakan kepadanya.Aku memikirkan ini
sampai rumah.
Di kamar aku membuka
bingkisan dari bian.Ternyata isinya sebuah diary foto Kubuka dari lembar
pertama sampai seterusnya.Ternyata dari awal dia sudah memperhatikanku.Sampai
segitunya dan aku tak pernah tahu tentang semua ini.Berkali-kali aku mencoba
menghubungi bian.Namun nomornya sudah tidak aktif.Aku mencoba mengirim pesan,belum
ada balasan juga..Sore ini juga aku langsung bergegas menuju rumah bian.Pembantu
dirumahnya bilang,bian dan keluarganya
pindah ke Surabaya.
2 Tahun Kemudian…
Dua tahun
berlalu,semuanya masih terlihat sama.Saat dia meninggalkan aku sendiri.Hatiku
pun juga masih sama sepinya.Tapi hidup harus tetap berlanjut.Mungkin semua yang
terjadi selama ini sudah takdir.Yah,aku tau tidak ada yang bisa melawan takdir.Kini
aku sudah mulai bekerja.Menjadi seorang designer merupakan impianku sejak
kecil.Hari ini aku sibuk sekali di kantor.Ada banyak hal yang harus aku
kerjakan.Sehari 24 jam mungkin kurang bagiku.
Siang ini aku ada
meeting dengan klien.Kebetulan mereka ini temanku sendiri.Rencanya mereka akan
menikah bulan ini.Yap,aku harus membuat desain untuk baju pengantin mereka.Aku
segera menuju kedai kopi favoritku untuk bertemu dengan mereka.
“Hey,salma.”seruku dari
kejauhan.
“Aira.”Mukanya
kegirangan melihatku.Seperti orang tak pernah bertemu sekian lama.Maklumlah
semenjak wisuda kita belum pernah bertemu lagi.
“Mana tunangan
lo?”tanyaku.
“Eh iya kenalin ini
Gaga tunangan gue.”ujarnya.
“Hallo,gue
aira.”sambutku dengan senyum tipis.
“Gaga.”ujarnya singkat.
“Eh iyaaa…kalian mau
milih konsep yang kayak gimana?”tanyaku sembari menyodorkan album.
“Gue sih suka warna
gold sementara gaga suka warna putih.So,kita minta temanya nanti white and
gold.Gue pilih yang ini nih.”
“Oke..okeee jadi lo
pilih yang ini terus nuansanya white and gold.”tanyaku menguatkan.
“Iyap,gue mau yang
kayak gini.Oh iyaaa ra,sekarang lo sama siapa?”Tanya salma.
“Gue masih
sendiri.Lagian gue juga masih sibuk dengan karir gue.”aku tersenyum simpul.
“Okeee deh kalo
gitu,gue doain biar karir lo makin lancar kedepannya.”ujarnya.
“Makasih banget ya.”
“O iyaaa ra,gue sama
gaga ga bisa lama-lama nih.Kita juga masih harus nyiapin yang lain .”kata Tina
terburu-buru.
“Iya deh iyaaaa.Gue
diundang dong.”seruku.
“Pasti.Lo harus datang
ya.Gue pergi dulu.”ujar Tina.
“Pasti.”kataku singkat
sembari tersenyum menatap mereka hingga berlalu dan pergi.
Café unik ini mengingatkanku pada bian.Disini aku selalu
memesan kopi.Padahal aku bukan pecinta kopi,hanya penjelajah rasa.Boleh
dibilang aku suka kopi gara-gara bian.Dulu dia sering mengajakku pergi kesini
pas pulang kuliah.Hingga akhirnya aku terbiasa dengan tempat ini.Entah sekarang
dia dimana,hilang begitu saja.Jejaknya sudah tersapu oleh waktu.
Malam begitu hening
dengan hawa sejuk yang menjangkau kulit.Aku masih sibuk dengan pekerjaanku.Masih
ditemani secangkir coffee latte hangat.Aku harus lembur untuk menyelesaikan
semuanya.Besok sepertinya aku akan sibuk.
Sore ini aku mengantar
mama untuk check-up di rumah sakit.Menungguinya di ruang tunggu.Tanpa sengaja
aku seperti melihat sosok bian sekilas.Aku langsung bangkit dari tempat duduk
dan mengejarnya.Tak tau kemana larinya,menghilang begitu saja.”Ra….”panggil
mama.”Iyaaa ma.”Aku berjalan kearah mama.”Kamu nyari apa sih?”Tanya mama heran.”Enggak
ma,tadi aku kayak liat bian.Tapi sudahlah.”ujarku tidak bersemangat.”Sudahlah sayang,bian
pasti baik-baik aja di Surabaya.”kata mama menenagkanku.”Iya ma,gimana mama
sudah selesai?”tanyaku.”Sudah,yuk pulang kerumah.”ajak mama.”yuk ma.”sahutku.
Entah apa yang sedang
bermain diotakku ini.Tak bisa kupungkiri aku masih memikirkannya sampai saat
ini.Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan.Hal-hal yang membuat dia pergi tanpa
alasan dari kehidupanku.Handphoneku bergetar,sebuah pesan masuk dari salma.Aku
segera membacanya.Salma ingin bertemu di café unik.Aku mengiyakan ajakannya.
Duduk didepan
cermin,menatap diriku sedari tadi.Pagi ini aku terlihat sama seperti hari-hari
sebelumnya.Padahal hari ini adalah hari ulang tahunku.Semalam mama sudah
memberiku ucapan selamat ulang tahun.Tapi kenapa,seperti masih ada yang kurang.Sudahlah,aku
mencoba mengabaikan segala hal negative yang membuat moodku berantakan.Hari ini
aku akan bertemu dengan sama.Dia pasti tak ingin melihatku bersedih di hari
lahirku.Aku segera menuju café unik dengan taksi.
Beberapa menit kemudian
taksi berhenti di depan café unik.Aku turun dan berjalan masuk kedalam café.”Airaaa….”masih
seperti biasa salma memanggilku dengan nada khasnya.Semuanya tak
berubah,seperti kembali ke masa kuliah dulu.”Heyyy salma…”Aku berjalan kearah salma.”Duduk
ra,lo pasti tau dong kenapa gue minta lo dateng kesini.”ujar salma.”Iya,hari
ini hari ulang tahun gue kan.”aku tersenyum.”Happy b’day yaaa airaku sayang.Lo
tau kan gue sayang banget sama lo.Pokoknya apapun yang lo inginkan semoga di
kabulkan oleh-Nya.”ujar salma sembari memelukku.”Gue jadi terharu.”kataku
bahagia.”Gue akan selalu inget sama hari ini.”ujar salam.”Makasih salma.”aku
tersenyum.Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari arah belakang.”Happy b’day
aira.”ujarnya.Aku taka sing lagi dengan suara itu.Suara yang dulu sangat dekat
dengan hari-hariku.”Bian.”Tebakku.”Hey ra,apa kabar?”tanyanya.Aku tak tahu
harus bagaimana.Rasanya ini seperti mimpi.”Lo kemana aja bi?”mataku berkaca-kaca.”Jangan
nangis dong ra,maafin gue ya.Gue ga sempet pamit sama lo.”ujarnya sembari
memelukku.”Gue seneng bisa liat lo lagi disini.”kataku.”Kalo bukan karena salma
gue gatau lagi deh.”ujar bian.”Salma…..ini surprise banget.”aku memeluk salma.”Ini
buat lo,masih suka sama coffee latte kan.”ujarnya.”Bian membawa coffee latte
untukku dengan topping will you marry me diatasnya.Speechless dan hanya mampu
menitihkan air mata.Kali ini bukan air mata kesedihan namun kebahagiaan.
SELESAI
Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances