Nampaknya hari ini aku sedang tak ingin melakukan apapun.Ingin seperti ini saja.Seperti biasanya.Tak ingin menjadi orang lain.Cukup jadi di...

Hatiku Tak Sebening Embun

Nampaknya hari ini aku sedang tak ingin melakukan apapun.Ingin seperti ini saja.Seperti biasanya.Tak ingin menjadi orang lain.Cukup jadi diri sendiri.Aku pikir,rasa egoisku sudah mulai muncul.Saat-saat menyebalkan ketika hatiku tertinggal disana.Entah dimana.
Hatiku tak sebening embun.Aku belajar untuk mengabaikan rasa itu.Semakin kuabaikan bayang-bayang itu semakin terlihat jelas.Sebut saja lelaki setengah arab setengah indo itu.Lalu hatiku tertinggal di bagian bumi yang mana?
Hatiku tak sebening embun.Terkadang aku bosan dengan semuanya.Entah apa yang terjadi pada hatiku.Kemanakah rasa syukurku?
Hatiku tak sebening embun.Semakin bertambah umur semakin tercemar oleh limbah kehidupan.Saat itu aku mulai menangis.Aku mulai menangis terisak.Butiran mutiara itu jatuh dari sudut mataku.Seperti tersesat.Kemana arah yang kutuju dan apa yang sebenarnya yang aku inginkan?

Terdiam dan melihat sekitar.Belajar dari kehidupan.Setiap orang yang datang pasti akan pergi.Semuanya terlihat semu.Aku tak mengerti dengan apa yang aku pikirkan.Hatiku tak sebening embun pagi yang jatuh di rerumputan hijau.Aku sadar agamaku sempurna tapi aku tidak.

Banyak kata yang kutorehkan.Otakku tak dapat berhenti berpikir.Hingga akhirnya aku lelah.Terlalu banyak berpikir hanya akan menyita kebahagiaanku.
Hatiku memang tak sebening embun tapi dia berkata jujur tentang apapun yang tak dapat dilihat oleh mata.

0 komentar: